KUDUS, suaindonesia.com – Museum Kretek di Desa Getas Pejaten, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, masih menjadi destinasi wisata edukatif yang menyimpan nilai sejarah tinggi tentang industri kretek di Indonesia.Namun, saat dikunjungi pada Jumat (9/5/2025), museum yang berdiri sejak 1986 ini tampak sepi pengunjung. Dalam beberapa bulan terakhir, jumlah wisatawan yang datang mengalami penurunan signifikan.
Meski demikian, Museum Kretek tetap menjadi rujukan utama bagi pelajar dan mahasiswa yang ingin mempelajari perkembangan industri rokok kretek, produk khas Indonesia yang lahir dari Kudus. Di dalam museum, pengunjung bisa melihat berbagai koleksi menarik, mulai dari alat produksi tradisional, replika pabrik, hingga dokumentasi tokoh-tokoh penting perintis industri rokok di kota ini.
“Sebagian besar pengunjung saat ini berasal dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang datang untuk keperluan tugas sekolah,” ujar Novi, salah satu staf Museum Kretek, Jumat (9/5/2025).
Sementara itu, Inaya, staf lainnya menambahkan, “Berbeda dari dulu, sekarang banyak yang datang secara individu, tidak lagi dalam rombongan sekolah.”
Museum Kretek buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 15.00 WIB. Tiket masuk pun sangat terjangkau, yakni Rp4.000 per orang pada hari biasa (Senin–Sabtu), dan Rp5.000 per orang saat hari Minggu atau hari libur nasional.
Tak hanya menyuguhkan sejarah industri kretek, museum ini juga memperkenalkan ragam budaya lokal melalui miniatur rumah adat Kudus, seperti Omah Kembar Nitisemito, Omah Kapal, hingga Masjid Wali Loram. Fasilitas pelengkap seperti terapi ikan, taman bermain anak, dan waterboom juga tersedia, menjadikan museum ini cocok untuk wisata keluarga.
Meskipun tengah mengalami penurunan jumlah pengunjung, Museum Kretek tetap menyimpan potensi besar sebagai destinasi wisata sejarah yang edukatif. Diperlukan promosi dan inovasi lebih lanjut agar museum ini kembali diminati oleh masyarakat luas, khususnya generasi muda.