SEMARANG, suaindonesia.com -Penta K Labs IV menyelenggarakan festival bertemakan “Malih Dadi Segara (Berubah Menjadi Laut)” di Kampung Nelayan Tambakrejo, Tanjung Mas, Semarang Utara, Senin (19/12) . Festival berlangsung selama 17-21 Desember 2022 pada pukul 15.30 WIB.
Kurator Penta K Labs IV, Adin menyatakan bahwa festival diselenggarakan dengan bertujuan agar masyarakat luas dapat peka terhadap isu kota. Ia menuturkan bahwa “kota bukan hanya tentang planologi atau arsitek, tetapi juga prototype yang dilihat dari satu kompleksitas sendiri,” ucapnya.
Dalam festival kali ini Penta K Labs IV mengangkat berbagai isu, salah satunya respon atas isu perubahan tata ruang akibat manusia beserta interaksinya dengan alam yang membuat beberapa wilayah di Pantai Utara Jawa (Pantura) yang terendam oleh banjir rob. Fenomena banjir rob salah satunya disebabkan oleh rendahnya permukaan tanah dan permukaan air laut yang kian hari semakin tinggi. Hal ini tentu memberikan dampak bagi masyarakat akibatnya banyak masyarakat yang kehilangan tempat tinggalnya. Kondisi ini kian diperparah dengan masifnya pembangunan serta meningkatnya jumlah reklamasi di wilayah Semarang.
Menurut salah satu masyarakat yang bermukim di wilayah Kampung Nelayan, tetapi tidak ingin disebutkan namanya. Menyebutkan bahwa sebelumnya ia telah bermukim selama lima belas tahun di wilayah Kampung Nelayan. Akan tetapi, huniannya kini hilang karena tenggelam akibat terendam banjir rob sehingga ia dan warga bermukim di Hunian Sementara (Huntara) yang disediakan oleh pemerintah pascapergusuran yang terjadi beberapa tahun silam.
Hal tersebut tentunya menjadi perhatian tersendiri bagi banyak pihak, salah satunya oleh Penta K Labs IV. Terselenggaranya festival ini melibatkan berbagai stakeholder, yakni terdapat 37 projek seni situs spesifik, 10 musik dan pertunjukan, dan 20 pembicara simposium. Sebelumnya, Penta K Labs IV kerap menggelar diskusi, seperti Narasi Kemijen, Sedulur Banyu, Udan Salah Mongso, dan Ekosistem Global.
Kehadiran festival oleh Penta K Labs IV memperoleh respon positif dari masyarakat, salah satunya Muslimah yang saat diwawancarai sedang berjualan di sekitar penyelenggaraan festival.
“Acara ini memberikan keuntungan bagi saya dan masyarakat lain yang berjualan, untuk menambah perekonomian keluarga. Biasanya saya harus keluar kampung untuk berjualan. Karena ada acara ini jadi saya jualannya di sini,” tutur Muslimah.