KUDUS, suaindonesia.com – Ratusan peserta dengan antusias mengikuti kegiatan Kuliah Umum dengan tema “Merancang Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Adaptif Inovatif Berbasis Deep Learning untuk Penguatan Keterampilan Abad 21” di ruang Seminar, Gedung Rektorat Universitas Muria Kudus (UMK), Rabu (25/06/2025).
Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) dengan menghadirkan narasumber Prof. Dr. Andayani, M.Pd., dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
“Deep Learning bisa dikatakan sebuah temuan lama yang menjadi fenomena baru. Awalnya, Kehadiran Deep learning ditemukan sejak tahun 1976, di negara Swedia. Deep Learning hakikatnya pendekatan pembelajaran yang Mindful (menggugah kesadaran), Joyful (menyenangkan), dan Meaningful (bermakna), ” tuturnya.
Narasumber yang merupakan Dosen S3 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta menjelaskan bahwa Deep Learning diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang mendalam bagi siswa dan ditujukan untuk memberikan perhatian penuh serta bermakna.
“Deep Learning bertujuan memberikan pengalaman belajar lebih bermakna, menyenangkan bagi siswa, dilandasi spiritual, keimanan, dan ketakwaan.”
Kriteria pembelajaran dengan fokus meaningful atau pembelajaran bermakna yaitu Pertama Relevansi. Pembelajaran harus relevan dengan kehidupan nyata dan minat siswa. Kedua, Aktif. Siswa harus aktif dalam proses pembelajaran, bukan hanya pasif menerima informasi. Ketiga Koneksi. Membangun koneksi antara konsep yang dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan sebelumnya.
“Keempat, Autentif. Pembelajaran harus autentik dan berbasis pada situasi nyata, bukan hanya teoretis. Kelima Kolaboratif, mendorong siswa berkolaborasi. Keenam Reflektif. Ketujuh Berbasis ‘masalah, dan kedelapan penggunaan teknologi. Menggunakan teknologi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi,” tambahnya.
Kriteria pembelajaran yang Joyful atau menyenangkan yaitu Pertama pembelajaran yang positif dan mendukung, dan membuat siswa merasa nyaman dan aman. Kedua Kreativitas dan imajinasi. Pembelajaran yang mendorong kreativitas dan imajinasi siswa. Ketiga, aktivitas pembelajaran yang menyenangkan.
“Keempat, Fleksibiltas dan adaptasi yaitu pembelajaran yang fleksibel dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan minat siswa.
Narasumber menambahkan tips agar pembelajaran lebih membahagiakan, yaitu Tips membuat pembelajaran yang membahagiakan pendidik harus senantiasa bersyukur serta berusaha menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran yang berbeda, lebih variatif agar menarik dan menyenangkan bagi peserta didik.
Kaprodi PBSI Universitas Muria Kudus, Dr. Muhammad Noor Ahsin, M.Pd., dalam sambutannya berharap bahwa semoga kuliah umum ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang deep learning bagi mahasiswa.
“Semoga mahasiswa mampu memahami konsep deep learning secara utuh dan mendalam untuk menjadi bekal penting agar ke depan mereka mampu mengimplementasikan dalam pembelajaran yang bahasa dan sastra Indonesia yang bermakna, menyenangkan, dan membuat siswa mampu berpikir kritis, ” pungkas Ahsin. (Red)