KUDUS, suaindonesia.com- Universitas Muria Kudus (UMK) menggelar wisuda ke-75 tahun akademik 2025/2026 di gedung Auditorium, Kamis (23/10/2025).
Salah satu wisudawan yang dikukuhkan oleh Rektor adalah Dewi Puji Indah Lestari yang merupakan lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).
Indah, demikian panggilan akrabnya, adalah mahasiswa Prodi PBSI UMK yang berprestrasi dan energik yang berasal dari Bugel, Kecamatan Kedung, Jepara.
Indah adalah mahasiswa inspiratif yang melalui proses perkuliahan dengan penuh perjuangan. Perjalanan Indah, menuju gelar sarjana bukanlah lintasan yang mulus, namun tekad dan spiritualitasnya membawanya tetap berdiri, bahkan dengan prestasi membanggakan.
Menariknya Indah adalah seorang hafiz Al-Quran 30 Juz. Dedikasi ini membawanya meraih beasiswa Hafiz saat masuk ke UMK, program yang selain memberikan dukungan finansial, juga sejalan dengan cita-citanya untuk meringankan beban orang tua.
Perjalanan menghafal Al-Quran Indah dimulai sejak kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah (MI). “Saya sudah mulai menghafal sejak mondok di MI, dan alhamdulillah sudah menghafal 30 juz saat duduk di kelas 6 MI, meskipun belum lancar sepenuhnya,” kata Indah, saat ditemui usai diwisuda, Kamis (23/10/2025).
Proses hafalan itu tidaklah singkat. Di tingkat Madrasah Tsanawiyah (MTs), Indah sempat mengalami hambatan karena ketidakcocokan dengan sistem pondok pesantren tempatnya belajar. Namun ketika memasuki jenjang Madrasah Aliyah (MA), ia berhasil melancarkan hafalan 30 juz secara sempurna.
Masuk ke PBSI UMK bukanlah pilihan final Indah. Awalnya, ia memiliki impian daftar ke perguruan tinggi negeri, namun ia lalu mendaftar di Kudus.
“Saya akhirnya memutuskan daftar di Universitas Muria Kudus dengan beasiswa ini. Dan alhamdulillah, PBSI adalah program studi yang paling cocok untuk saya,” ungkapnya.
Semester pertama berjalan dengan lancar, namun takdir membawa ujian yang berat. Akhir semester satu, Indah mengalami kecelakaan yang mengakibatkan patah tulang dan tulang belakang yang melintir. Kondisi ini membuatnya tidak bisa berjalan normal untuk sementara waktu.
“Saat itu saya benar-benar putus asa dan bahkan berniat untuk keluar dari PBSI UMK,” kata Indah, dengan nada yang masih mencerminkan trauma.
Namun keluarga dan orang-orang terdekat memberikan dukungan yang mengubah segalanya. Indah memutuskan untuk tetap melanjutkan kuliah. Semester kedua ia izinkan untuk menempuh pembelajaran secara daring, dan pada semester ketiga Ia sudah bisa kembali ke pembelajaran luring.
Selama menempuh pendidikan di PBSI, Indah menemukan bahwa pembelajaran yang paling berkesan adalah melalui praktik langsung. Program magang dan teater praktik menjadi sorotan utama. “Saya tidak hanya belajar teori, tetapi bisa merasakan langsung seni dan sastra dalam aksi nyata,” ujar Indah.
Pengalaman praktik ini menciptakan momen-momen berharga yang akan selalu diingatnya. Melalui pembelajaran semacam ini, Indah bisa mengasah kemampuan mengajar, sekaligus mengembangkan skill komunikasi dan seni yang akan berguna saat menjadi guru.
Di balik proses perkuliahan yang berat, Indah tidak melupakan kontribusi sosial dan pengembangan diri. Ia pernah menjabat sebagai koordinator divisi Medkominfo (Media Komunikasi dan Infoermasi) Himpunan Mahasiswa PBSI (HIMAPRO PBSI) selama satu periode. Dalam masa jabatannya, Indah dan timnya berhasil lolos pendanaan Program Pengembangan Kegiatan Program Penguatan Kapasitas (PPK) Organisasi Kemahasiswaan Ormawa. Selain itu, Indah juga aktif di Forum Mahasiswa Islam (FORMI) sebagai anggota departemen mentoring selama dua periode.
Namun pencapaian yang paling membanggakannya datang dari luar kampus. Indah berhasil meraih gelar Juara Duta Genre Berbakat Putri pada tahun 2023 di semester lima masa perkuliahannya. Setelah meraih juara serta dengan skill yang Indah miliki akhirnya ia juga bergabung dalam Forum Genre Jepara.
“Awalnya saya ikutan forum itu iseng dan atas dorongan teman. Tetapi kemudian saya ingin membawakan sesuatu yang berbeda, yaitu story telling dalam bahasa Arab. Alhamdulillah, strategi itu berhasil,” ujar Indah dengan bangga.
Perjalanan Dwi Puji Indah Lestari adalah bukti nyata bahwa ketangguhan, spiritualitas, dan dedikasi dapat mengatasi setiap hambatan. Ketika ia berjalan di atas panggung wisuda pada 23 Oktober 2025, bukan hanya gelar sarjana yang ia raih, melainkan kebangkitan dari keterpurukan dan perwujudan dari sebuah impian yang selama ini ia jaga dengan sepenuh hati.
Dalam setiap langkahnya, Indah dipandu oleh satu motto hidup yang sederhana namun bermakna yaitu tentang upaya untuk menjadi pribadi yang bermanfaat.
“Teruslah belajar dan berjuang. Kemudian jadilah pribadi yang bermanfaaat. Karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi manusia lain,” pungkas Indah.