PBSI UMK Cetak Lulusan Berprestasi, Ana Siti Faridatul Bahiyyah Jadi Lulusan Terbaik Raih IPK 3,94

Tia Amanda Silfiana
Dokumentasi Wisuda Ana Siti Faridatul Bahiyyah. Sumber: Istimewa.

KUDUS, suaindonesia.com- Program studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI)  Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muria Kudus (UMK) kembali mencetak lulusan berprestasi pada pelaksanaan wisuda yang ke-75.  Tujuh mahasiswa PBSI berhasil diwisuda di gedung Auditorium UMK, Kamis (23/10/2025). Wajah cerah penuh kebahagiaan terpancar jelas dari diri para wisudawan.

Salah satu lulusan PBSI FKIP UMK yang mencuri perhatian adalah Ana Siti Faridatul Bahiyyah, yang meraih predikat lulusan terbaik (Cumlaude) dengan Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yaitu 3,94. Perasaan bahagia dan penuh rasa syukur tak bisa ia sembunyikan ketika mengetahui bahwa dirinya menjadi lulusan terbaik.

Perempuan kelahiran Kudus 19 Juni 2003 itu merasakan semua pengorbanannya terbayar dengan lunas, karena telah menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Ia juga bersyukur karena selama studi di UMK, ia mendapatkan beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP) dari pemerintah.

Perjalanan Ana di dunia bahasa dan sastra dimulai dari ketertarikan yang tulus sejak awal. Bukan karena tren, bukan karena orang tua menyuruh, melainkan dari dalam dirinya sendiri yang ingin menggali lebih dalam tentang kekayaan bahasa Indonesia, dari tata bahasa, linguistik, hingga keindahan sastranya.

Keyakinan inilah yang membawanya memilih PBSI FKIP UMK sebagai tempat melanjutkan pendidikan. Keputusan itu terbukti tepat, dengan lingkungan kampus yang mendukung, dosen-dosen yang ramah dan suportif, serta teman-teman seangkatan yang solid menjadi fondasi kuat bagi pengalaman belajarnya.

Tidak hanya itu, kurikulum di PBSI FKIP UMK yang tidak hanya mengajarkan teori, namun juga praktik di luar kelas, menambah pengalaman besar untuk Ana. Pementasan drama yang menambah pemahaman mendalam tentang bahasa dan sastra, Magang kepenyiaran dan juga jurnalistik yang dapat membekali di dunia kerja, serta Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) yang memberikan pengalaman langsung pada calon guru dalam proses pembelajaran di kelas.

Momen paling berkesan bagi Ana adalah ketika kelompoknya berhasil mementaskan drama di Teater Jiwa dengan judul “Pakaian dan Kepalsuan”. Saat itu, Ana bersama teman-temannya tidak sekadar menghafal naskah. Mereka belajar tentang dedikasi, penghayatan peran, dan pelafalan dialog yang tepat.

Dedikasi Ana terhadap pembelajaran juga tercermin dari keterlibatannya di organisasi kampus. Pernah menjabat sebagai Sekretaris satu di Himpunan Mahasiswa PBSI tahun 2021, Ana merasakan langsung bagaimana bekerja di luar perkuliahan memberikan pembelajaran yang tak ternilai untuk soft skill, hard skill dan relasi yang lebih luas yang Ana dapatkan.

“Di organisasi, saya belajar tentang kerjasama tim, memimpin rapat, mendelegasikan tugas, dan bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama,” katanya dengan antusias.

Bagi Ana kehidupan perkuliahan tidak selalu berjalan dengan mudah. Terkadang Ana merasa kesulitan dalam pembagian waktu antara tuntutan akademik, tugas, ujian, dan skripsi. Namun Ana mampu mengatasi hal tersebut dengan dua kunci yaitu dengan menerapkan skala prioritas dan disiplin.

Topik skripsi Ana memilih “Analisis Kepribadian Tokoh Utama dan Nilai Sosial dalam Film Ketika Berhenti di Sini karya Umay Shahab” bukan tanpa alasan. Ana terinspirasi oleh banyaknya adegan dalam film tersebut yang relate dengan kehidupan remaja zaman sekarang.

“Saya memilih tema ini karena Banyaknya adegan-adegan di dalamnya yang relate dengan dunia nyata remaja zaman sekarang , ceritanya juga seru, dan mudah dipahami. Inilah yang mendorong Saya untuk meneliti film ini lebih lanjut,” jelas Ana.

Dibutuhkan enam bulan kerja keras, mulai dari pengajuan judul hingga sidang, untuk menyelesaikan karya akhir ini. Ia pun mampu menyelesaikannya dengan baik.

Setelah wisuda, rencana utama Ana adalah mengikuti seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K) atau melamar di sekolah swasta/negeri. Namun, dia juga mencari peluang lain yang relevan, seperti menjadi editor naskah di penerbitan. Latar belakang PBSI, menurutnya, telah membekalinya dengan kemampuan berbahasa yang kuat untuk berbagai profesi.

Akan tetapi, Ana memiliki mimpi yang besar menjadi pendidik.  “Mimpi besar saya adalah menjadi seorang pendidik Bahasa dan Sastra Indonesia yang inovatif dan berpengaruh. Saya ingin mampu menumbuhkan kecintaan siswa terhadap kekayaan bahasa dan budaya bangsa,” tutur Ana dengan penuh semangat.

Lebih jauh lagi, Ana bermimpi untuk menerbitkan buku, baik karya ilmiah maupun karya sastra, yang dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi banyak orang.

Melihat ke depan, Ana memiliki harapan besar untuk perkembangan PBSI FKIP UMK. Dia berharap program studi terus mengembangkan kurikulum yang tidak hanya fokus pada teori pengajaran, tetapi juga mendorong kreativitas mahasiswa di bidang sastra dan kebahasaan terapan seperti editing, content creation, dan jurnalisme.

“Selain itu, perlu ada perluasan kerjasama dengan industri kreatif seperti penerbitan dan media massa, serta sekolah-sekolah unggulan untuk memberikan pengalaman praktis yang lebih luas,” tambah Ana. Dia juga mendukung terus berkembangnya penelitian dosen dan mahasiswa yang inovatif dan berdampak positif.

Ana Siti Faridatul Bahiyyah adalah bukti bahwa kesuksesan dalam pendidikan tidak selalu diukur dari koleksi penghargaan atau angka di kartu hasil studi. Kesuksesan diukur dari dedikasi, passion, dan kontribusi nyata untuk mengubah dunia pendidikan menjadi lebih baik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *