KUDUS, Suaindonesia.com- Pusat kegiatan Belajar Masyarakat yang bertempat di Omah Dongeng Marwah (ODM) merupakan tempat yang awalnya didirikan untuk memfasilitasi anak-anak agar dapat menggali potensi diri di luar kurikulum regular sekolah. Omah Dongeng Marwah memiliki berbagai anak yang berkebutuhan khusus anak yang berkebutuhan khusus dengan sindrom disleksia, hiperaktif, dan sindrom disatria. Omah Dongeng Marwah berdiri pada 2014, dan mendapat status PKBM dari pemerintah pada 2017. Omah Dongeng Marwah didirikan oleh Hasan Aoni A.U., S.Ag. yang merupakan pengampu sekaligus pemilik Omah Dongeng Marwah. Omah Dongeng Marwah dikelola oleh Edy Supratno, M. Hum.
Anak dengan sindrom disleksia mengalami kesulitan menulis secara sempurna, sehingga membutuhkan pendampingan personal dari sisi kepenulisan. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi pada anak di Omah Dongeng Marwah diantaranya adalah kurangnya percaya diri pada anak dan kurangnya minat baca pada anak terhadap buku-buku cerita dan buku bacaan yang lain serta kurangnya tenaga pengajar yang sangat dibutuhkan untuk mendampingi anak-anak yang berkebutuhan khusus. Program yang dilaksanakan oleh mahasiswa PBSI berlokasi Dukuh Plumbungan, Desa Purworejo, Senin (9/1/2023) siang.
Mahasiswa PBSI ini melakukan program pengabdian yang bernama Gerakan Literasi Dongeng yang bertujuan untuk mendongeng dan bercerita yang dilaksanakan di PKBM Omah Dongeng Marwah hal tersebut untuk menimbulkan rasa ketertarikan anak terhadap cerita dan buku; sehingga dapat meningkatkan minat baca anak yang tinggi secara terus-menerus baik minat baca kepada buku-buku cerita maupun buku-buku bacaan yang lain. Manfaat yang bisa diambil dalam program mahasisiwa ini yaitu mengembangkan imajinasi, mengembangkan emosi Pengayaan pengalaman, menumbuhkan minat baca serta meningkatkan kemampuan berbicara.
‘’ Literasi Omah Dongeng Marwah sendiri itu untuk literasinya menurut saya sudah bagus, tetapi untuk alumni-alumni sebelumnya serta untuk saya sendiri sepertinya itu perlu untuk gerakan literasi supaya mereka itu terpacu untuk terus aktif dan kreatif jadi mereka itu tidak melupakan tentang dongeng supaya mereka itu ada yang memang bisa mendongengkan secara benar kira-kira ini sudah pantas untuk dilombakan. Mungkin untuk gols nya dari PKM yang mungkin kita lakukan itu kita membuat acara dongeng oleh anak-anak Omah Dongeng Marwah seperti itu,’’ tutur Nur Khumaidah.
“Kalau saya mendampingi anak-anak itu berbeda, karena setiap anak itu unik kalau saya menggunakan cara yang sama untuk bikin puisi, mendongeng ataupun menyanyi semua itu susah ketika banyak perbedaan ini perlu kesabaran serta kejelian anak ini bisa di arahkan kemana, masing-masing anak tidak bisa disamakan berbeda kalau di sekolah umum, karena kemampuan anak tidak sama,” tutur Ibu Dwi.
Harapanya untuk menigkatkan minat baca anak dan menumbuhkan kepercayaan diri mereka sehingga dapat mudah berekspresi. Selain itu, hasil bimbingan oleh pelatih yang professional dalam bidangnya, juga membantu anak dapat membaca sekaligus berimajinasi. Hal ini karena memberikan manfaat terutama bagi anak yang berkebutuhan khusus dalam memilih bahan bacaan, dan bagi guru untuk dapat memilih sumber bacaan atau bahan ajar yang tepat bagi anak di Omah Dongeng Marwah itu.